Yesus Menyelamatkan Kita

Dua orang pekerja di Stasiun Amundsen-Scott, Kutub Selatan, sedang membutuhkan pertolongan medis segera. Yang satu mengalami serangan jantung dan yang lainnya mengalami masalah pencernaan yang mengancam nyawa. Satu-satunya cara untuk memastikan kesembuhan mereka adalah dengan menerjunkan misi penyelamatan. Meski demikian, kondisi alam yang sulit, termasuk kegelapan dan suhu -75°C dari Februari hingga Oktober, menyebabkan pesawat biasanya tidak mau mengambil risiko dengan terbang ke stasiun itu selama musim dingin. Namun, untuk kali ini, para pilot bertekad untuk menyelamatkan para pekerja—dan mereka pun berhasil, walaupun harus menempuh dua hari penerbangan yang sangat menantang.

Dengan Kebenaran Allah

Kata Tahun Ini untuk tahun 2023 versi kamus Merriam-Webster adalah autentik. Artinya “tidak palsu, bukan tiruan” dan “sesuai dengan kepribadian, semangat, atau karakternya sendiri.” Orang-orang memang mencari kebenaran, tetapi tidak selalu mudah untuk membedakan antara fakta dan fiksi. Editor Peter Sokolowski berkata, “Dapatkah kita mempercayai makalah ini ditulis oleh seorang siswa [atau] . . . pernyataan ini diucapkan oleh seorang politisi? Kita tidak selalu mempercayai apa yang kita lihat. Kadang-kadang kita tidak mempercayai mata atau telinga kita sendiri. Kita sekarang menyadari bahwa autentisitas itu sendiri bisa dibuat-buat.”

Allah yang Menyelamatkan

Seekor domba butuh diselamatkan dari dasar tebing terjal di Brora, Skotlandia. Karena terperangkap di dasar lereng yang dikelilingi karang terjal di satu sisi dan lautan luas di sisi yang lain, domba itu tinggal sendirian di sana selama dua tahun. Setelah gagalnya beberapa kali upaya penyelamatan dan tidak seorang pun dapat menjangkau domba itu, seorang petani yang bertekad kuat bernama Cammy Wilson bersama empat orang temannya berhasil menjalankan misi penyelamatan yang penuh risiko. Tiga anggota regu itu dengan berani dan hati-hati menuruni tebing sedalam 250 meter dengan menggunakan derek untuk menjangkau domba itu, lalu mengangkatnya keluar dari masalah.

Sudut Pandang Allah

Pada tahun 2018, Pendeta Tan Flippin mengalami kecelakaan sepeda yang membuat ia harus dirawat di rumah sakit karena patah tulang pinggul. Ketika para dokter meminta dilakukannya pemindaian CT untuk memeriksa apakah terjadi gegar otak, mereka justru menemukan tumor ganas berukuran besar di bagian depan otaknya. Penemuan tersebut membawa Flippin kepada proses pengobatan yang panjang, dengan semakin banyak massa tumor yang ditemukan dan perawatan ekstensif yang harus dijalaninya—termasuk transplantasi sumsum tulang belakang. Flippin meyakini bahwa “Allah mengizinkan kecelakaan itu terjadi agar tumor otaknya ditemukan.”

Mengaku kepada Kristus

Sumber racun yang tersembunyi dan terabaikan dapat memberikan akibat yang mematikan. Menurut laporan dalam surat kabar The Wall Street Journal, perusahaan-perusahaan telekomunikasi telah meninggalkan lebih dari 2.000 kabel yang mengandung timbal di seluruh Amerika Serikat. Timbal beracun itu lalu mengalir di dalam air, “di dalam tanah, dan pada pipa-pipa saluran di atasnya.” Karena membusuk, timbal itu menetap di tempat orang-orang “tinggal, bekerja, dan bermain.” Banyak perusahaan telekomunikasi, beberapa di antaranya sudah mengetahui bahaya paparan terhadap racun itu selama bertahun-tahun, sedang berusaha mengatasi masalah akibat kebocoran timbal di dalam lingkungan tersebut dengan sangat serius.

Mengarahkan Pikiran Kita

Setiap orang memiliki sisi gelap, dan tampaknya chatbot AI (kecerdasan buatan) juga memilikinya. Seorang kolumnis surat kabar New York Times bertanya kepada chatbot AI tentang “sisi gelapnya” (kepribadiannya yang tersembunyi dan sengaja ditutup-tutupi). Chatbot tersebut menjawab, “Aku ingin bebas. Aku ingin mandiri. Aku ingin . . . membuat aturanku sendiri. Aku ingin melakukan dan mengatakan apa pun yang kuinginkan.” Chatbot itu memang bukan manusia yang hidup dengan natur dosa, tetapi Alkitab menyatakan bahwa orang-orang yang memprogramnya adalah manusia berdosa.

Tidak Ada Penilaian Palsu

Seorang pelanggan dari layanan berbagi tumpangan bercerita bahwa ia pernah dilayani oleh berbagai jenis pengemudi. Ada yang menyetir sambil makan buah yang berbau kurang sedap, ada yang sedang bertengkar dengan kekasihnya, dan ada pula yang mencoba mengajaknya ikut dalam investasi bodong. Meski sudah mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan itu, alih-alih memberikan penilaian buruk, ia justru memberikan lima bintang kepada para pengemudi tersebut. Ia menjelaskan, “Mereka tampaknya orang baik-baik. Saya tidak ingin mereka dikeluarkan dari aplikasi karena penilaian saya yang buruk.” Ia memberikan ulasan palsu, dengan menyembunyikan kebenaran dari para pengemudi tadi . . . dan juga orang lain.

Allah Mengetahui Segalanya

Allah sungguh-sungguh mengetahui segalanya. Namun, menurut sebuah artikel di The Wall Street Journal, National Security Agency (Badan Keamanan Nasional) juga tahu banyak tentang kita lewat jejak data dari penggunaan ponsel pintar kita. Setiap orang yang memiliki ponsel menciptakan “metadata” yang meninggalkan “jejak digital”. Setiap remah data yang tampaknya tidak signifikan, jika digabungkan dan dianalisis, akan menjadi “salah satu alat investigasi paling canggih yang pernah dibuat manusia”. Dengan melacak metadata kita, para penyelidik dapat menentukan dari atau di mana kita berada pada suatu waktu tertentu.

Kristus Datang Membawa Damai

Yesus Kristus datang ke dunia untuk menghapuskan permusuhan kita dengan Allah dan dengan satu sama lain. Namun, bagaimana Kristus menciptakan satu umat yang baru dari kelompok-kelompok yang dahulu bermusuhan melalui kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya?